MTsN 4 Bantul Gelar Seminar Implementasi Kurikulum Merdeka Meningkatkan Kurikulum Berkualitas

Bantul(MTsN 4 Bantul)- Pendidikan berkualitas menjadi harapan Pemerintah. Dalam upaya meraih Pendidikan tersebut, MTsN 4 Bantul menyelenggarakan Seminar Implementasi Kurikulum Merdeka bagi seluruh guru, pegawai yang berjumlah 75 orang. Kegiatan Seminar berlangsung selama dua hari dan pada hari Ini, Kamis(27/10/2022) bertempat di Aula Madrasah. Kegiatan yang diperuntukkan bagi seluruh tenaga Pendidik dan kependidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan program dan kebijakan merdeka belajar. Kesemua ini muaranya untuk meraih pendidikan yang berkualitas.

Acara dibuka oleh Kasi Dikmad Kemenag Kabupaten Bantul, Ahmad Musyadad,M.PdI dilanjutkan menyampaikan materi Kebijakan kurikulum Merdeka pada Kementerian Agama.
Sementara itu Kepala Madrasah Siti Solichah,S.Pd dalam sambutannya menyampaikan, “Pada hari ini kita belajar mengenal Kurikulum Merdeka dari dua narasumber. Kita berharap ini awal kita dalam menyiapkan penerapan kurikulum merdeka pada Tahun depan,”tandasnya.

Di tempat yang sama Narasumber pertama, Ahmad Musyadad,M.PdI menyampaikan, “ Untuk Kementerian Agama terdapat penambahan muatan, yakni disamping penerapan kurikulum merdeka juga terdapat muatan Profil pelajar Pancasila yang Islami rahmatan lil ‘alamin,”ucapnya.

Acara pada hari pertama berjalan lancar, meskipun acara sedikit mengalami kemunduran karena narasumber kedua yang bersamaan dengan acara mendadak di dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

Tepat pukul 12.30 narasumber kedua Dr Sugiyanto,M.Pd menyampaikan materi Implementasi Kurikulum Merdeka pada kegiatan seminar. Dalam paparannya narasumber Sugiyanto menyampaikan, “Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Dalam kurikulum Merdeka ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berupa nilai kuantitatif. Asesmen formatif pada pembelajaran dilakukan untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran,”tuturnya. Sugiyanto menambahkan dengan dukungan dari orang tua peserta didik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam penerapan Kurikulum Merdeka.(khj)